just read it!!! jangan bertanya, jangan berfikir, baca, baca saja....

Monday, July 04, 2005

MUSH’AB BIN ‘UMAIR

"Wahai ibu, walau ibu bernyawa seribu. Dan satu persatu nyawa ibu tercabut di hadapanku, aku tetap takkan murtad dari Islam.".

Siapa yang wanita Mekkah yang tidak kenal dengannya?. Pemuda metropolis yang kedudukan, ketampanan, kekayaan nya membuat para wanita ngiler untuk dipersunting olehnya, serta membuat iri para pemuda mekkah. Ia dilahirkan dan dibesarkan dalam lingkungan kesenangan yang mungkin tak seorang anak-anak mekkah pun yang beruntung dengan perlakuan kemanjaan orang tuanya sedemikian rupa.
Sampai akhirnya hidayah Alloh hinggap pada dirinya. Ia masuk islam dalam usia yang masih muda- 24 tahun kira-kira.
Mulailah fase baru dalam kehidupan Mush’ab, ia meninggalkan segala kesenangan yang selama ini didapatinya, hingga membuat ibunya naik darah.
“"Demi bintang! sekali-kali aku takkan masuk ke dalam Agamamu itu. Otakku bisa jadi rusak, dan buah pikiranku takkan diindahkan orang lagi". Bahkan ibunya mengancam, "Aku akan mogok makan sampai mati jika kamu tak mau kembali ke agama nenek moyang."
Bergetarkah Mush'ab? Ternyata tidak. Ia bersumpah, "Wahai ibu, walau ibu bernyawa seribu. Dan satu persatu nyawa ibu tercabut di hadapanku, aku tetap takkan murtad dari Islam."
Kecakapan dan kehalusan bicara Mush’ab Bin ‘Umair membuat rosululloh mengutusnya sebagai duta pertama untuk berdakwah di Madinah.
Beliau mendapatkan syahid-nya di medan pertempuran Uhud. Ketika akan mengkafaninya Rasulullah menitikkkan air mata ketika melihat jenazah Mush'ab. Kain yang dipakai untuk mengkafaninya tidak cukup, bila ditarik untuk menutupi kepalanya, tersingkaplah bagian k akinya, dan bila di tarik ke bawah, tersingkaplah bagian kepalanya. Saat itulah RasuluLlah membaca bagian dari surat al-Ahzab ayat 23:
"Sebagian mu'min ada yang telah menepati janji mereka kepada Alloh, sebagian mereka mati syahid, sebagian lainnya masih menunggu, dan mereka memang tidak pernah mengingkari janji."
Mush'ab bin 'Umair wafat dalam usia belum lagi 40 tahun, belum sempat melihat hasil dari kerja akbar yang telah dilakukannya. Semoga Alloh Rabbul Jalil merahmati Mush'ab al-Khair bin 'Umair.